Wednesday 8 May 2019

Hati Nurani Menurut Pandangan agama Islam, Kristen, dan Buddha

Islam
Menurut Bapak Ayi Kurnia, inti dari hati nurani merupakan hubungan kita dengan tuhan pada saat kita menjalani kehidupan di dunia, fungsi dari hati nurani adalah agar kita dapat terus melakukan kebaikan menurut hati kita, meski terkadang kita tidak dapat yang sesuai dengan yang kita terima, seperti kita berbuat baik namun tidak diperlakukan baik juga sama orang sekitar. Olehkarena itu hati nurani hubungan kita dengan tuhan. Pengalaman beliau yang melibatkan hati nurani adalah, pada saat beliau sedang melihat keadaan sekitar masjid kotor, beliau dengan suka rela tanpa menyuruh orang lain. Beliau membersihakan daerah masjid meskipun bukan kewajiban beliau, dikarenakan beliau ikhlas dan merasa terpanggil untuk menjaga kebersihan sekitar. Hal ini adalah salah satu contoh beliau menggunakan hati nuraninya.
Lalu, Bagaimana seharusnya kita menggunakan hati nurani ? menurut beliau caranya adalah kita harus belajar untuk terus melakukan kebaikan didunia ini meskipun kita terkadang tidak diperlakukan baik juga sama orang. Kita harus ikhlas membantu yang kesulitan, membutuhkan bantuan, tanpa mengharapkan timbal balik. Karena ini hubungannya dengan tuhan




Buddha
Menurut pemuka agama Buddha, hati nurani adalah konsep yang dapat dicapai setelah pemikiran dan perasaan sudah mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Jadinya bagi setiap manusia, hati nurani adalah suatu hal yang relatif dan tidak mudah dijelaskan dalam suatu doktrin atau ajaran. . Sang biksu juga menjelaskan tentang aspek-aspek dalam ajaran dasar agama Buddha sebelum menjelaskan tentang konsep hati nurani. Dalam pandangan ini, manusia diajak untuk berbuat baik, memurnikan hati, dan melawan 3 belenggu (dosa, moha, loba) untuk mencapai budi yang luhur. Kemudian, pandangan Buddha juga mengatakan bahwa yang terpenting untuk dilakukan adalah perbuatan baik terlebih dahulu.


https://www.youtube.com/watch?v=pV0kicNI7JU

Kristen
Menurut pemuka agama Kristen, hati nurani adalah perasaan atau “suara” Tuhan yang membedakan manusia dari mahluk lain. Hal ini dikarenakan manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hati nurani ini yang memampukan manusia untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan ajaran Alkitab. Dalam situasi-situasi hidup yang tidak terduga, hati nuranilah yang menggerakan manusia untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan Firman Allah. Tanpa adanya hati nurani, manusia akan sulit membedakan yang baik dari yang jahat dan benar dari salah.


https://www.youtube.com/watch?v=HC_oWMArtVQ&t=1s